2. Palpasi
3. Auskultasi (DJJ)
I. INSPEKSI
-muka. AISDO (anemis, ikterus, dypsneu, oedema). kloasma gravidarum.
-dada: hiperpigmentasi areola
- perut: linea nigra, striae gravidarum.
- ekstermitas bawah: varices, edema.
II. PALPASI
2. Pemeriksaan leopold:
- pastikan pasien sudah mengosongkan kandung kemih
- berdiri disebelah kanan ibu
- pasang selimut dan persilahkan ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
- atur kaki ibu sedikit ditekuk..
- gosok kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu
Leopold 1: menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat di fundus.
caranya: dengan kedua tangan keumpulkan rahim ke arah tengah.
tahan fundus dengan tangan kiri, ukur TFU dengan jari-jari tangan dan meteran.
raba bagian fundus untuk menentukan bagian ynag teraba di fundus kepala/bokong/kosong.
-bagian yang teraba bulat keras dan melenting(ballotement) adalah kepala
-bagian yang teraba lunak, tidak bulat adalah bokong.
-kosong: letak lintang
Leopold 2: menetukan letak punggung janin. puka atau puki.
bedasarkan hasil temuan terbanyak bagian punggung janin paling sering berada pada sisi kiri ibu. (sekilas info)
-bagian punggung akan teraba bagian yang datar,keras, rata seperti papan, membujur dari atas ke bawah.
-bagian yang menonjol kecil-kecil dan tidak rata adalah ekstermitas janin.
Leopold 3: menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan atau tidak.
-perabaan dilakukan dengan menggunakan tangan kanan.
-geser tangan di atas simfisis untuk menangkap bagian terbawah janin.
bila bulat, keras dan melenting : kepala.
bila lunak dan tidak bulat: bokong.
-goyangkan bagian terbawah janin dengan tangan kanan. jika masih bisa digoyang berati belum masuk pintu atas panggul.
Leopold 4: menentukan seberapa jauh bagian terbawah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP)
-menghadap ke arah kaki ibu
-dengan dua tangan diletakkan di sisi bagian bawah rahim.
-tentukan apakah konvergen atau divergen.
konvergen: artinya kedua tangan masih menyatu-->berarti presentasi belum masuk PAP
divergen: kedua tangan sudah berjauhan. presentasi sudah masuk PAP
III. AUSKULTASI
mengukur denyut jantung janin (DJJ)
- menggunakan stetoskop laenec dapat didengarkan pada usia kehamilan 18 minggu.
- menggunkana doppler dapat di dengar pada usia kehamilan sekitar 12 minggu.
DJJ normal : 120-160x/menit
cara menghitung DJJ bisa dalam 1 menit full atau dengan 5 detik pertama, 5 detik kedua, 5 detik ketiga ditambhakan dikali 4.
- ukur DJJ sesuai dengan letak punggung janin (puka/puki)
- bila janin presentasi kepala: periksa DJJ di bawah atau sejajar pusat ibu
- bila janin presentasi bokong: periksa DJJ di atas pusat ibu
- pada pemeriksaan DJJ kaki ibu diluruskan.
pada pemeriksaan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi:
dari anak:
1. bunyi jantung janin
2. bising tali pusat: sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. dengan mengubah sikap ibu sering bising hilang.
3. gerakan anak. bersifat pukulan dari dalam rahim
dari ibu:
1. bunyi rahim: bersifat bising dan bunyinya sama dengan denyut nadi ibu disebabkan oleh arteri uterina.
2. bising aorta: frekuensi sama dengan denyut nadi ibu, utk membedakannya dg DJJ maka nadi ibu harus dipegang.
3. bising usus: sifat tak teratur disebabkan udara dan cairan dalam usus ibu.
IV. PEMERIKSAAN PANGGUL DALAM
sumber: 1. panduan mahasiswa blok 12 hormone dan reproduksi tahun ajaran 2012/2013
2. Kusmiyati Y, 2010, penuntun praktikum asuhan kehamilan,fitramaya, yogyakarta.
No comments:
Post a Comment