Perubahan – Perubahan Fisiologi
pada masa hamil
1. Rahim
atau Uterus
Perubahan
fisiologis selama kehamilan pada uterus adalah uterus akan
membesar pada bulan – bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Berat uterus normal ± 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu)
menjadi 100 gram, dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 22,5 cm. Hubungan antara
besarnyauterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara
lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil fisiologik, atau
hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 89). Sumber lain juga
menyebutkan "rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertropi dan hiperflasia sehingga beratnya menjadi seberat
1000 gram saat akhir kehamilan" (Manuaba, 1998 : 106).
2. Serviks uteri
Perubahan
fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri terjadi juga
karena pengaruh hormon estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat
dan dengan adanyahipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo,
2005 : 89).
3. Vagina dan Vulva
Perubahan
fisiologis selama kehamilan pada vagina dan vulva juga
terjadi akibat hormon estrogen yang mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkanvagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut
tanda Chadwick. Warna porsiopun tampak livide (Hanifa,
Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 95).
4. Ovarium
Pada
permulaan kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada
kira-kira kehamilan 16 minggu. korpus
luteum graviditatisberdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil
setelah plasenta terbentuk (Hanifa, Abdul Bari dan
Trijatmo, 2005 : 95).
5. Mamma
Mamma akan
membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen,
danprogesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Dibawah
pengaruh progesterondan somatomammotropin terbentuk lemak
disekitar kelompok-kelompok alveolussehingga mamma menjadi lebih
besar. Papila mamma akab lebih membesar, lebih tegak, dan
tampak lebih hitam, seperti
seluruh aerola mamma karena hiperpigmentasi(Hanifa, Abdul
Bari dan Trijatmo, 2005 : 95). Sumber lain menyebutkan "sedikit pembesaran
payudara, peningkatan sensitivitas dan ras geli mungkin dialami khususnya
oleh primigravida, pada kehamilan minggu ke-4. Cairan yang jenrnih
ditemukan dalam payudara pada usia kehamilan 4 minggu
dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia kehamilan16 minggu
(Farrer, 2001 : 64).
6. Sirkulasi
Darah
Perubahan
fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula pada sirkulasi darah. Perubahan
sirkulasi darah ini terjadi akibat adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh darah
yang membesar pula, mamma dan alat lainnya yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu bertambah secara fisiologik dengan
adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah
banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti
dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30% (Hanifa,
Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
7. Sistem
Respirasi
Seorang
wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh
karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar
kearah diafragma sehinggadiafragma kurang leluasa bergerak.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
8. Traktus
digestivus
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nusea). Mungkin ini
akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivusmenurun, sehingga
motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang
dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya
terjadi pada pagi hariyang dikenal sebagai morning sickness (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 96).
9. Traktus
Urinarius
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada akhir kahamilan bila kepala
janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali (Hanifa, Abdul Bari
dan Trijatmo, 2005 : 97.
10. Kulit
Pada
kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melalnophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di
daerah aerola mamma.Linea alba pada kehamilan menjadi hitam,
dikenal dengan linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah
retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan,
disebut striae albikantes (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 :
96). Sumber lain menyebutkan "pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada
puting dan aerola mammae, wajah (kloasma-topeng kehamilan) dan garis
tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus hingga
rambut pubis)-linea nigra (Farrer, 2001 : 65).
11. Metabolisme
dalam Kehamilan
Pada
wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi,
sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar
gondoknya (glandula tireoidea) (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 98).
Secara umum dampak dari metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata
12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu
terakhir. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh hasil konsepsi
(fetus, plasenta, dan likuor amnii) dan dari ibu sendiri
(uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang meningkat,
lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya retensi air)
(Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 98).
12. Edema
Edema
tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal fisiologis. Namun
bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan, terutama bila
diikuti peningkatan tekanan darah, maka dapat dicurigai adanya preeklamsia
(Manjoer, dkk, 2001 : 258).
13. Tulang
dan Gigi
Persendian
panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak (softening).
Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan
tidak dapat memenuhi kebutuhan janin, kalsium maternal pada tulang-tulang
panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium
cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium (Mochtar, 1998 : 38).
1.4 Perubahan
– perubahan Psikologis masa hamil
1.4.1 TRIMESTER
I
Trimester
pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia
sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang
kenyataan bahwa ia hamil.
Perasaan
ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima
kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama,
seperti mual , kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini
dapat mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada saat bersamaan
hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.
a. Merasa
tidak sehat dan benci kehamilannya.
b. Selalu
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
c. Mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
d. Mengalami
gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
e. Khawatir
kehilangan bentuk tubuh.
f. Membutuhkan
penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
g. Ketidakstabilan
emosi dan suasana hati.
h. Mencari
tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
i. Hasrat
untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan
wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini
Pada
trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa
minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya. Segera setalah konsepsi
kadar hormon estrogen dan progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah
pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara
1.4.2 TRIMESTER
II
ü Ibu
sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
ü Mulai
merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar
dirinya.
ü Perut
ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
ü Libido
dan gairah seks meningkat.
ü Ibu
merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu
merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi
ü Ibu
merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah
mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat
ü Biasanya
ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan
ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
1.4.3 TRIMESTER
III
.
Trimester
ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran
bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi
yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Wanita
tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan
pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi
itu kelak. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti
bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan
kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia
akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa
besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Ia
juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian
dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya
yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh
secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi
ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih
bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan
rentannya.
Wanita
akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan
yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester
ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan
menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif
untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat 6 Menimbulkan perasaan
bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi
perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi
sangat penting.
Perubahan
lainnya adalah :
- Ibu
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
- Ibu
khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
- Semakin
ingin menyudahi kehamilannya.
- Tidak
sabaran dan resah.
- Bermimpi
dan berkhayal tentang bayinya.
- Aktif
mempersiapkan kelahiran bayinya.
Klikdokter.com
- Kesiapan untuk menjadi ibu hamil tidak hanya dituntut kesiapan secara
fisik, namun juga mental. Karena sedikit banyak hal tersebut berguna untuk
mempersiapkan diri dalam datangnya gejala-gejala perubahan fisik
tubuh yang
mempengaruhi kondisi kejiwaan sang calon ibu.
Umumnya banyak perubahan yang terjadi secara fisik pada ibu hamil. Seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun satu hal yang pasti, perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada satu sama lain ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan.
Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan emosi calon ibu yang biasanya malah menimbulkan efek depresi. Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres.
Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, jika ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Hal ini akan mengakibatkan janin akan lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim.
Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain.
Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahat pun berkurang. Dan apabila stres yang muncul mempengaruhi nafsu makan ibu yang berkurang, akibatnya bisa berbahaya. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin tentu berkurang pula. Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu.
Dalam aspek psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi terbagi menjadi tiga tahapan:
Dalam aspek masa perkembangan kehamilan, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan:
Umumnya banyak perubahan yang terjadi secara fisik pada ibu hamil. Seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun satu hal yang pasti, perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada satu sama lain ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan.
Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan emosi calon ibu yang biasanya malah menimbulkan efek depresi. Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres.
Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, jika ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Hal ini akan mengakibatkan janin akan lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim.
Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain.
Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahat pun berkurang. Dan apabila stres yang muncul mempengaruhi nafsu makan ibu yang berkurang, akibatnya bisa berbahaya. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin tentu berkurang pula. Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu.
Dalam aspek psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi terbagi menjadi tiga tahapan:
Dalam aspek masa perkembangan kehamilan, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan:
1.
Tahap pertama adalah pada triwulan pertama. (Masa kehamilan 0-3 bulan)
Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan keadaannya, di mana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu, acapkali timbul perasaan sering merasa kesal atau sedih yang berlebihan.
Disamping itu, ibu hamil pada masa triwulan pertama banyak juga yang mengalami mual-mual di pagi hari yang mengakibatkan stres dan gelisah.
2. Tahap kedua saat triwulan kedua. (Masa kehamilan 4-6 bulan)
Dalam kurun waktu ini, biasanya ibu sudah merasa sedikit tenang, karena telah teradaptasi dengan keadaan. Pada tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.
3. Tahap ketiga yakni trimester ketiga. (Masa kehamilan 7-12 bulan)
Stres pada ibu hamil akan meningkat kembali. Hal ini terjadi karena terpicu oleh kondisi kehamilan yang semakin membesar. Kondisi ini tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah.
Ditambah lagi semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan keadaannya, di mana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu, acapkali timbul perasaan sering merasa kesal atau sedih yang berlebihan.
Disamping itu, ibu hamil pada masa triwulan pertama banyak juga yang mengalami mual-mual di pagi hari yang mengakibatkan stres dan gelisah.
2. Tahap kedua saat triwulan kedua. (Masa kehamilan 4-6 bulan)
Dalam kurun waktu ini, biasanya ibu sudah merasa sedikit tenang, karena telah teradaptasi dengan keadaan. Pada tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.
3. Tahap ketiga yakni trimester ketiga. (Masa kehamilan 7-12 bulan)
Stres pada ibu hamil akan meningkat kembali. Hal ini terjadi karena terpicu oleh kondisi kehamilan yang semakin membesar. Kondisi ini tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah.
Ditambah lagi semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Kiat-kiat
mengatasi stress pada masa kehamilan.
·
Carilah
penyebab stres
Cobalah untuk mencari tahu apakah penyebab stres Anda. Apakah berkaitan dengan hubungan personal atau berhubungan dengan pekerjaan Anda atau lainnya dan carilah jalan yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya.
Cobalah untuk mencari tahu apakah penyebab stres Anda. Apakah berkaitan dengan hubungan personal atau berhubungan dengan pekerjaan Anda atau lainnya dan carilah jalan yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya.
·
Diet
makan yang sehat & baik
Bila kita sehat dan dalam kondisi prima, kita akan dapat mengatasi stres dengan cara lebih baik. Untuk itu, Anda harus tetap menjaga diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu Anda untuk tetap fit.
Bila kita sehat dan dalam kondisi prima, kita akan dapat mengatasi stres dengan cara lebih baik. Untuk itu, Anda harus tetap menjaga diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu Anda untuk tetap fit.
·
Berolahragalah
Jelas sekali, untuk aktivitas yang satu ini, walaupun kondisi Anda sedang tidak hamil pun olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin demi kesehatan tubuh dan jiwa. Namun porsi olahraga yang ada pun disesuaikan dengan kondisi kehamilan sang calon ibu.
Jelas sekali, untuk aktivitas yang satu ini, walaupun kondisi Anda sedang tidak hamil pun olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin demi kesehatan tubuh dan jiwa. Namun porsi olahraga yang ada pun disesuaikan dengan kondisi kehamilan sang calon ibu.
·
Kurangi
kebiasaan buruk
Dalam hal ini, acapkali ketika dalam kondisi depresi jiwa seolah membutuhkan 'obat instant' yang mampu menghilangkan rasa stress yang ada. Seringkali timbul beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, dan lain sebagainya.
Hendaknya hal ini mulai dihilangkan. Gantikan dengan aktifitas yang lebih berguna, seperti berolahraga, bernyanyi , mengunyah permen karet, makan buah, adakan momen berbagi dengan sahabat atau pasangan, atau aktifitas apapun yang bisa dilakukan guna mengalihkan keinginan yang dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
Dalam hal ini, acapkali ketika dalam kondisi depresi jiwa seolah membutuhkan 'obat instant' yang mampu menghilangkan rasa stress yang ada. Seringkali timbul beberapa kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, dan lain sebagainya.
Hendaknya hal ini mulai dihilangkan. Gantikan dengan aktifitas yang lebih berguna, seperti berolahraga, bernyanyi , mengunyah permen karet, makan buah, adakan momen berbagi dengan sahabat atau pasangan, atau aktifitas apapun yang bisa dilakukan guna mengalihkan keinginan yang dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
·
Libatkan
diri dalam aktivitas
Bergabunglah dengan perkumpulan sosial dengan ibu-ibu hamil. Ikutilah aktivitas meditasi, yoga dan terapi pijatan yang mampu membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot Anda. Dengan adanya proses tujuan relaksasi tersebut maka akan dapat menurunkan hormon stres dan memperlambat detak jantung lebih berirama.
Bergabunglah dengan perkumpulan sosial dengan ibu-ibu hamil. Ikutilah aktivitas meditasi, yoga dan terapi pijatan yang mampu membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot Anda. Dengan adanya proses tujuan relaksasi tersebut maka akan dapat menurunkan hormon stres dan memperlambat detak jantung lebih berirama.
·
Istirahat
yang cukup dan nyaman
Pastikan waktu istirahat cukup. Kondisikan tempat anda beristirahat adalah tempat yang menyamankan anda. Cobalah untuk berbaring pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan) sambil dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri Anda di tempat yang disukai misalnya di pantai, di taman dan sebagainya.
Pastikan waktu istirahat cukup. Kondisikan tempat anda beristirahat adalah tempat yang menyamankan anda. Cobalah untuk berbaring pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan) sambil dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri Anda di tempat yang disukai misalnya di pantai, di taman dan sebagainya.
·
Konsultasikan
dengan dokter
Utarakan keluhan kesehatan Anda. Komunikasikan dengan tanpa keraguan dan malu. Dokterlah yang memiliki kompetensi menilai apakah Anda memerlukan pengobatan atau tidak. Lakukan secara berkala tetap. Sehingga hal indikator sesepele apapun dapat terdeteksi sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan secepat dan sebaik mungkin.
Utarakan keluhan kesehatan Anda. Komunikasikan dengan tanpa keraguan dan malu. Dokterlah yang memiliki kompetensi menilai apakah Anda memerlukan pengobatan atau tidak. Lakukan secara berkala tetap. Sehingga hal indikator sesepele apapun dapat terdeteksi sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan secepat dan sebaik mungkin.
D. Pengaruh
perubahan psikologis pada ibu hamiln terhadap janin yang dikandung
v Masalah
psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika masalah
ini terjadi saat trimester I maka akan berpengaruh fatal pada proses
pembentukan organnya.
v Trauma
dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu
kelahiran premature dan tidak berkembangnya janin. ( Shinto, 2009 )
v Setelah
trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih
kuat menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan
bereaksi terhadap sentuhan dari luar dan sudah bias merasakan kondisi
psikologis ibunya.
v Kondisi
ibu yang selalu menyenangkan bias membuat pertumbuhan janin optimal.
E. Cara
mengatasi kondisi perubahan psikologis pada ibu hamil
v Dapatkan
informasi dari berbagai sumber tentang perubahan kondisi fisik dan psikologis
pada saat kehamilan, terutama ibu hamil untuk anak pertama.
v Komunikasi
dengan suami segala hal yang dialami oleh ibu hamil, agar terjadi saling
pengertian dan dukungan dari keluarga tentang perubahan yang dialami.
v Untuk
menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang normal, rajin chek up / periksa
kehamilan.
v Makan
makanan yang sehat, bergizi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
v Tetap
menjaga penampilan.
v Kurangi
kegiatan yang bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin.
v Dengarkan
music agar lebih rileks menghadapi setiap perubahan yang ada.
v Melakukan
senam hamil untuk dapat membantu ibu hamil menormalkan perubahan psikologis.
v Latihan
pernapasan yang teratur untuk mempersiapkan fisik pada waktu melahirkan.
No comments:
Post a Comment