Sunday, November 9, 2014

Perubahan fisiologis dan psikologis pada masa hamil

Perubahan – Perubahan Fisiologi pada masa hamil
1.         Rahim atau Uterus
        Perubahan fisiologis selama kehamilan pada uterus adalah uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus normal ± 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) menjadi 100 gram, dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 22,5 cm. Hubungan antara besarnyauterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 89). Sumber lain juga menyebutkan "rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperflasia sehingga beratnya menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan" (Manuaba, 1998 : 106).
2.         Serviks uteri
        Perubahan fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri terjadi juga karena pengaruh hormon estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanyahipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 89).
3.         Vagina dan Vulva
        Perubahan fisiologis selama kehamilan pada vagina dan vulva juga terjadi akibat hormon estrogen yang mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkanvagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsiopun tampak livide (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 95).
4.         Ovarium
        Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.  korpus luteum graviditatisberdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk  (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 95).
5.         Mamma
        Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, danprogesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Dibawah pengaruh progesterondan somatomammotropin terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolussehingga mamma menjadi lebih besar. Papila mamma akab lebih membesar, lebih tegak, dan tampak  lebih hitam, seperti seluruh aerola mamma karena hiperpigmentasi(Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 95). Sumber lain menyebutkan "sedikit pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan ras geli mungkin dialami khususnya oleh primigravida, pada kehamilan minggu ke-4. Cairan yang jenrnih ditemukan dalam payudara pada usia kehamilan 4 minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia kehamilan16 minggu (Farrer, 2001 : 64).
6.         Sirkulasi Darah
        Perubahan fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula pada sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi akibat adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lainnya yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30% (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
7.         Sistem Respirasi
        Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma sehinggadiafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
8.         Traktus digestivus
        Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nusea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivusmenurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hariyang dikenal sebagai morning sickness (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
9.         Traktus Urinarius
        Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada akhir kahamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 97.
10.     Kulit
        Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melalnophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di daerah aerola mamma.Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal dengan linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae albikantes (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96). Sumber lain menyebutkan "pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada puting dan aerola mammae, wajah (kloasma-topeng kehamilan) dan garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus hingga rambut pubis)-linea nigra (Farrer, 2001 : 65).
11.     Metabolisme dalam Kehamilan
        Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea) (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 98). Secara umum dampak dari metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, dan likuor amnii) dan dari ibu sendiri (uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya retensi air) (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 98).
12.     Edema
        Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal fisiologis. Namun bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan, terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah, maka dapat dicurigai adanya preeklamsia (Manjoer, dkk, 2001 : 258).
13.     Tulang dan Gigi
        Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium (Mochtar, 1998 : 38).

1.4        Perubahan – perubahan Psikologis masa hamil
1.4.1        TRIMESTER  I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti mual , kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.
a.     Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
b.    Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
c.     Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
d.    Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
e.     Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
f.     Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
g.    Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
h.    Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
i.      Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini
Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara

1.4.2        TRIMESTER II
ü  Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
ü  Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar dirinya.
ü  Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
ü  Libido dan gairah seks meningkat.
ü  Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi
ü  Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat
ü  Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
1.4.3        TRIMESTER  III
.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.
Perubahan lainnya adalah :
-          Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
-          Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
-          Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
-          Tidak sabaran dan resah.
-          Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
-          Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

Klikdokter.com - Kesiapan untuk menjadi ibu hamil tidak hanya dituntut kesiapan secara fisik, namun juga mental. Karena sedikit banyak hal tersebut berguna untuk mempersiapkan diri dalam datangnya gejala-gejala perubahan fisik tubuh yang mempengaruhi kondisi kejiwaan sang calon ibu.

Umumnya banyak perubahan yang terjadi secara fisik pada ibu hamil. Seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, 
munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun satu hal yang pasti, perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada satu sama lain ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan.

Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan emosi calon ibu yang biasanya malah 
menimbulkan efek depresi. Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres.

Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, jika ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat. 
Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Hal ini akan mengakibatkan janin akan lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim.

Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain.

Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahat pun berkurang. Dan apabila stres yang muncul mempengaruhi nafsu makan ibu yang berkurang, akibatnya bisa berbahaya. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin tentu berkurang pula. Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu.

Dalam aspek psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi terbagi menjadi tiga tahapan:

Dalam aspek masa perkembangan kehamilan, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan:
1. Tahap pertama adalah pada triwulan pertama. (Masa kehamilan 0-3 bulan)
Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan keadaannya, di mana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu, acapkali timbul perasaan sering merasa kesal atau sedih yang berlebihan.

Disamping itu, ibu hamil pada masa triwulan pertama banyak juga yang mengalami mual-mual di pagi hari yang mengakibatkan stres dan gelisah.

2. Tahap kedua saat triwulan kedua. (Masa kehamilan 4-6 bulan)
Dalam kurun waktu ini, biasanya ibu sudah merasa sedikit tenang, karena telah teradaptasi dengan keadaan. Pada tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.

3. Tahap ketiga yakni trimester ketiga. (Masa kehamilan 7-12 bulan)
Stres pada ibu hamil akan meningkat kembali. Hal ini terjadi karena terpicu oleh kondisi kehamilan yang semakin membesar. Kondisi ini tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah.

Ditambah lagi semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Kiat-kiat mengatasi stress pada masa kehamilan.
·         Carilah penyebab stres
Cobalah untuk 
mencari tahu apakah penyebab stres Anda. Apakah berkaitan dengan hubungan personal atau berhubungan dengan pekerjaan Anda atau lainnya dan carilah jalan yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya.
·         Diet makan yang sehat & baik
Bila kita sehat dan dalam kondisi prima, kita akan dapat mengatasi stres dengan cara lebih baik. Untuk itu, Anda harus tetap menjaga 
diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu Anda untuk tetap fit.
·         Berolahragalah
Jelas sekali, untuk aktivitas yang satu ini, walaupun kondisi Anda sedang tidak hamil pun olahraga sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin demi kesehatan tubuh dan jiwa. Namun porsi olahraga yang ada pun disesuaikan dengan kondisi kehamilan sang calon ibu.
·         Kurangi kebiasaan buruk
Dalam hal ini, acapkali ketika dalam kondisi depresi jiwa seolah membutuhkan 'obat instant' yang mampu menghilangkan rasa stress yang ada. Seringkali timbul beberapa 
kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, dan lain sebagainya.

Hendaknya hal ini mulai dihilangkan. Gantikan dengan aktifitas yang lebih berguna, seperti berolahraga, bernyanyi , mengunyah permen karet, makan buah, adakan momen berbagi dengan sahabat atau pasangan, atau aktifitas apapun yang bisa dilakukan guna mengalihkan keinginan yang dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
·         Libatkan diri dalam aktivitas
Bergabunglah dengan perkumpulan sosial dengan ibu-ibu hamil. Ikutilah aktivitas meditasi, yoga dan terapi pijatan yang mampu membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot Anda. Dengan adanya proses tujuan relaksasi tersebut maka akan dapat menurunkan hormon stres dan memperlambat detak jantung lebih berirama.
·         Istirahat yang cukup dan nyaman
Pastikan 
waktu istirahat cukup. Kondisikan tempat anda beristirahat adalah tempat yang menyamankan anda. Cobalah untuk berbaring pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan) sambil dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri Anda di tempat yang disukai misalnya di pantai, di taman dan sebagainya.
·         Konsultasikan dengan dokter
Utarakan keluhan kesehatan Anda. Komunikasikan dengan tanpa keraguan dan malu. Dokterlah yang memiliki kompetensi menilai apakah Anda memerlukan pengobatan atau tidak. Lakukan secara berkala tetap. Sehingga hal indikator sesepele apapun dapat terdeteksi sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan secepat dan sebaik mungkin.


D.     Pengaruh perubahan psikologis pada ibu hamiln terhadap janin yang dikandung
v  Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika masalah ini terjadi saat trimester I maka akan berpengaruh fatal pada proses pembentukan organnya.
v  Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu kelahiran premature dan tidak berkembangnya janin. ( Shinto, 2009 )
v  Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih kuat menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi terhadap sentuhan dari luar dan sudah bias merasakan kondisi psikologis ibunya.
v  Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bias membuat pertumbuhan janin optimal.

E.     Cara mengatasi kondisi perubahan psikologis pada ibu hamil
v  Dapatkan informasi dari berbagai sumber tentang perubahan kondisi fisik dan psikologis pada saat kehamilan, terutama ibu hamil untuk anak pertama.
v  Komunikasi dengan suami segala hal yang dialami oleh ibu hamil, agar terjadi saling pengertian dan dukungan dari keluarga tentang perubahan yang dialami.
v  Untuk menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang normal, rajin chek up / periksa kehamilan.
v  Makan makanan yang sehat, bergizi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
v  Tetap menjaga penampilan.
v  Kurangi kegiatan yang bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin.
v  Dengarkan music agar lebih rileks menghadapi setiap perubahan yang ada.
v  Melakukan senam hamil untuk dapat membantu ibu hamil menormalkan perubahan psikologis.

v  Latihan pernapasan yang teratur untuk mempersiapkan fisik pada waktu melahirkan.

No comments: